Apa kabar, Sayang?
Aku masih bertanya-tanya dalam benakku
Mengapa semakin lama
Aku tidak lagi mengenal dirimu
Semakin lama semakin jauh
Apakah.....
Kita memang ditakdirkan untuk semakin menjauh
Lalu terpisah?
Apakah kamu ingin, Sayang?
Apa kabar, Sayang?
Apakah kamu
Masih ingin mendengar kicauanku?
Yang dulu selalu kamu minta, kamu tunggu
Apakah kicauanku semakin keras
Sehingga merusak gendang telingamu?
Menyimpan kerinduan terlalu lama itu
Tidak enak, sayang
Aku bahkan tidak tahu apakah kamu
Masih ingin dirindukan
Apalagi merindukan
Sayang,
Izinkan aku kembali menatap matamu
Dan memanggilmu
Sayang
Nggak jelas, Pek. Apa-apaan ini. wahahaahaaaa ternyata aku masih bisa bermelankoli. Halah, aku juga ga pernah bagus membuat syair-syair melankoli seperti pujangga di Official Account Line, kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar