Selasa, 18 Februari 2014

Memori Sepulang Sekolah

hey hey
are you ready to play
its time to come and play with the tweenies
hey hey
what do you say
come along and play with the tweenies
you sing with us
play games with us
you can run about a jump and SHOUT!
dance with us take a chance with us
its ok what do you say everyday COME AND PLAY!

Masih ingat lirik lagu di atas nggak? Lagu itu sering kita dengar di tahun 1999-2000 pada sekitar pukul 10.30 WIB di suatu stasiun TV swasta Indonesia. Ya, itu adalah theme song dari Tweenies.
Aduh, jangan lupa dong sama Tweenies. Tweenies diwujudkan dengan boneka berbentuk orang yang berjumlah 4. 2 laki-laki dan 2 perempuan.

Si ungu berambut botak namanya Milo. Milo ini berisik banget dan sering berantem sama Bella.

Si krem berambut jabrik bernama Jake. Paling muda dan paling kekanak-kanakan.

Si biru berambut kuning namanya Bella. Bossy banget si Bella ini karena dia merasa paling besar dan paling tua.

Si kuning dengan rambut coklat dikepang banyak namanya Fizz. Fizz ini feminin banget. Mainannya boneka.

Mereka diasuh oleh 2 orang dewasa bernama Max dan Judy. Mereka memiliki anjing bernama Doodles yang selalu bermain bersama mereka setiap hari.

        
Tweenies   
Seperti kisah anak-anak biasanya, Tweenies selalu ceria, bernyanyi dan menari. Kadang mereka memiliki konflik yang selalu ada amanah di baliknya.

Sebelum Tweenies dimulai, pasti kalian tau dong acara sebelumnya? Sepulang sekolah pasti kalian nonton deh.
Empat boneka lucu. Yang ini benar-benar boneka dengan wujud sama dan warna yang berbeda. Mereka tinggal di daerah perbukitan yang banyak bunga dan kelincinya. Mataharinya adalah anak bayi. Mereka tinggal di sebuah kubah yang menurutku canggih banget. Puding dengan mangkuk yang bersatu dengan sedotannya sering sekali boneka ini konsumsi. Selain itu ada cookies yang kalo mereka mau makan cookiesnya terlempar sendiri.

Udah ingat? Ya, Teletubbies!!

Teletubbies
Si Ungu dengan antena Segitiga di atasnya namanya Tinky Winky. Barang kesayangannya adalah tas tangan berwarna merah.

Si Hijau dengan antena lurus di atasnya namanya Dipsy. Barang kesayangannya adalahTopi berwarna hitam putih.

Si Kuning dengan antena spiral di atasnya namanya Lala. Barang kesayangannya adalah bola besar berwarna orens.

Si Merah dengan antena lingkaran di atasnya namanya Poo. Hobi banget main skuter.

Teletubbies dimulai dengan kalimat: "Di suatu bukit nan jauh, Teletubbies bermain-main"

dan jika Teletubbies akan berakhir akan ada kalimat:  "Saatnya Tubbie berpisah! Saatnya Tubbie berpisah"

Teletubbies khas dengan kalimat "Berpelukaann". Pertanda banget kan kalo persahabatan mereka sangatlah erat? hehehe

Aisharya-

Minggu, 16 Februari 2014

Selamat Akhir Pekan, Para Jomblo!

Jomblo itu menyenangkan, kok :)

Di jurusanku, angkatanku sih lebih tepatnya, Perencanaan Wilayah dan Kota ITS angkatan 2013 adalah angkatan jomblo, alias nggak punya pacar. Apalah arti sebuah pacar, kalo nggak punya lebih bahagia. hehehe nanti ajalah langsung nikah ;) dan setelah dihitung-hitung, PWK ITS 2013 dari 88 orang yang punya pacar kurang lebih cuma 15 orang. Keren kan? Jurusan paling bahagia ini kayaknya hehehe

Sebenernya itu baru permulaan tulisan ini. Intinya bukan itu. Jadi kemarin adalah malam minggu sebagian para jomblo. Sebagia kecil lebih tepatnya, cuma aku, Ipeh, Lidya, dan Memes.

Kemarin itu hari paling gabut kayaknya. Setelah hari Jumatnya kuliah diliburkan karena erupsi Gunung Kelud, hari Sabtu ini nggak ada agenda sama sekali. Awalnya kami berencana buat karaokean siangnya. Tapi karena anak-anak yang lain pada nggak ngasih kabar, hujan deras pula, akhirnya rencana siang itu dibatalkan.

Nggak putus asa mencari kegiatan, malamnya harus jadi keluar. Akhirnya kami memutuskan untuk makan malam di Food Festival, di Pakuwon City, Surabaya. Nggak jauh dari kampus kami. Perjalanan hanya ditempuh dalam waktu kurang dari 10 menit sebenarnya. Kami pun mengajak salah satu kakak kelas kami, Mbak Liana namanya.

Sesampainya di sana Mbak Liana langsung memesan jagung bakar, ngidam katanya. hahaha Suasana di sana sangat ramai sampai kami pun kesulitan mencari tempat duduk. Akhirnya kami mendapatkan tempat duduk yang masih satu blok dengan Bapak-bapak dan istrinya.

Kami makan malam sambil cerita ke sana kemari. Maklum namanya juga cewek-cewek, jomblo lagi.hahaha

Habis itu kami tanpa Mbak Liana bermalam di tempat tinggal Ipeh. Kami baru tidur sekitar jam setengah 1 karena obrolan yang nggak habis-habis.

Paginya sekitar pukul jam 8 kami mendapati tempat tinggal Ipeh yang sangat kotor. Aku dan Lidya paling geregetan sama yang namanya kotor. Tempat nasi, piring-piring, sampai kompor kami bersihkan. Setelah itu aku dan Lidya berbelanja untuk kami makan pagi, eh makan siang. hahaha nggak tau apa namanya, nanggung banget soalnya.

Kami akan memasak Nasi Goreng Mawut, alias nasi goreng yang ada mi nya. Harusnya pake tauge atau nama lainnya kecambah, tapi kami tidak menemukan adanya tauge itu.

Memes paling jago dalam urusan menghaluskan bumbu nasi goreng, alias 'ngulek' kalo bahasa sehari-harinya. Tak disangka, ternyata menu kali itu kami buat dalam porsi yang sangat besar. Tak apalah, kami ini wanita perkasa yang makannya banyak.hahaha
Nasi Goreng Mawutnya lumayan enak sih, tapi gara-gara nggak pake bumbu penyedap selain garam dan merica jadi rasanya agak sedikit hambar.

Setelah itu, kami bersantai di kamar, nyanyi-nyayi, nonton film, apapun kami lakukan demi mengisi waktu kosong. Sampai aku, Memes dan Lidya tertidur. Ipeh masih asyik dengan filmnya.

Pukul 2 siang kami mengakhiri akhir pekan bersama para jomblo kali ini. Sebenarnya aku sering mengalami malam minggu jomblo yang lain. Tapi saking banyaknya jadi yang ini aja ya yang diceritain.hehehe

Oh iya foto-fotonya masih ada di kameranya Lidya. Besok kan ketemu lagi, nanti kalo aku udah dapat aku upload deh hehe

Jadi jomblo itu happy, kok!

Aisharya-

Sabtu, 15 Februari 2014

Pantai Camplong, Madura

Sumpah nyesel banget kenapa nggak dari dulu nge-post tentang ini. FYI aja ini adalah postingan yang sangat amat telat. Kejadian ini terjadi sekitar 4 bulan yang lalu, tepatnya di tanggal 20 Oktober 2013. Udah lama banget kan? Aku juga nggak tau kenapa baru gatel pengen nge-post nya sekarang._.
Ini adalah kisah petualanganku yang pertama yang paling berkesan. Pergi ke sebuah pantai di Pulau Madura, Jawa Timur.

Malamnya, secara dadakan kami mem-fix-kan rencana kami. Tanpa ada tujuan yang fix, paling tidak sudah jelas kami harus berkumpul pukul 10.00 di Masjid Manarul.

Namun seperti layaknya mahasiswa biasa, jam 10 pun berubah menjadi jam 11. Salah satu teman kami, Echak pun tidak dapat ikut karena sakit yang akhirnya digantikan oleh Bella. Setelah kami di sudah di mobil pun kami masih bingung harus ke mana. Akhirnya secara spontan aku menyarankan untuk ke Pantai Camplong, Sampang, Madura, Jawa Timur.

Perjalanan dari Surabaya ke Sampang membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam. Dan yang perlu diketahui bahwa di pulau Madura ke arah Sampang jarang ditemukan adanya ATM. Hanya ada di Sampang kota, dan itu jauh setelah menyebrangi Suramadu.

Singkat cerita kami sampai di Pantai Camplong. Pantainya bagus banget dan masih sepi. Walaupun agak kotor karena adanya orang-orang berjualan di tepi pantai, tapi itu nggak merusak segalanya. Di antara kami berlima, dari segi pakaian yang siap ke pantai cuma Auke. Auke mengenakan kaus putih dengan celana pendek tiga perempat. Sedangkan aku mengenakan rok jeans dipadu dengan kemeja putih dan kerudung biru muda. Jennie mengenakan kaus dan celana jeans. Bella dengan kemeja dan celana jeans, bahkan dia mengenakan sepatu! Sedangkan Satria mengenakan kaus dan celana jeans.

Tapi itu semua nggak menyusutkan semangat kami. Kami mengambil banyak foto, main-main air pantai, begitu terus sampai sore tiba. Kami juga menyewa perahu yang mengantarkan kami sampai tengah laut. Tarifnya 5k/orang. Tapi karena kami kesenengan akhirnya Bapak perahu kami beri 50K dari kami berlima.

Kami di sana sampai matahari terbenam dan melaksanakan solat magrib di sana. Kami pulang dengan hati gembira.

Kami makan malam di Restoran Kenanga, di Bangkalan. Menunya hanya ayam dan bebek goreng. Tapi ini enak. Rekomendasi banget deh bagi yang malas mengantri di Bebek Sinjay. Restoran ini buka sampai malam, lokasinya nggak jauh dari Bebek Sinjay.

Pulangnya kami nggak melewati Suramadu, tapi kami naik kapal menyebrangi Selat Madura. Jembatan Suramadu pun terlihat cantik dari atas kapal. Sayangnya semua baterai hp dan kamera sudah habis, jadinya tidak ada satu pun dari kami yang mengabadikan momen Suramadu pada malam hari itu.

Aisharya-

Lucky Adventure

Kadang kita emang cuma bisa merencanakan. Bahkan ada rencana yang lebih baik dari apa yang kita rencanakan.
Aku nulis kayak gitu bukan karena aku habis baca buku terus termotivasi, tapi aku mengalaminya sendiri. Ini serius. Pengalaman emang guru terbaik deh.hehehe

Jadi petualangan ini terjadi sekitar seminggu yang lalu. Aku bertualang bersama Jennie aka Jens dan bang Jhon ke Situs Sejarah Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Kami sudah merencanakan petualangan ini sebelum UAS semester 1 dimulai lho. Stalking sana-sini buat tau gimana cara mencapai Trowulan bagi yang belum pernah ke sana dengan kendaraan umum. Ini adalah salah satu situs sumber kami http://www.mblusuk.com/306-Jelajah-Trowulan.html . Silakan dibuka kalo penasaran :) Situs ini memberikan kami kepercayaan diri bahwa Trowulan sangatlah bersahabat. Kami bahkan sudah siap jika harus tidur di Masjid atau Vihara. Kami juga siap jika harus berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh. Namanya juga petualangan, kan?

Akhirnya pada hari Jumat, 7 Februari 2014 kami memulai petualangan kami. Dari Surabaya kami menaiki kereta ekonomi dari Stasiun Gubeng ke Stasiun Mojokerto. Perjalanan kami tempuh selama 1 jam, kurang lebih. Trowulan bukanlah Mojokerto kota, so kita harus naik bus jurusan Tulungagung, atau Trenggalek, atau Solo, atau Jogja. Karena kesemua bus itu pasti melalui Trowulan. Tapi buat ke Terminal bus nya kami harus menaiki angkutan kota atau masyarakat setempat menyebutnya Line (baca aja kayak baca Bahasa Inggris biasa). Setelah itu kami naik bus dan berhenti di perempatan Trowulan.

Sebelumnya, Papa pernah bilang kalo di sana tinggal teman kuliahnya. Demi menyambung silaturahmi, sebelum kami melakukan petualangan kami singgah di rumah teman Papa itu, seorang guru SMP, namanya Bu Budi. Kami istirahat sejenak sambil menunggu Bang Jhon yang harus melaksanakan solat Jumat. Setelah itu, kami pun siap melanjutkan perjalanan. Eh kok malah ditawari makan siang dulu. Terus disiapkan kendaraan untuk kami mengelilingi situs sejarah yang jarak antar candi cukup jauh. Cuacanya pun gerimis saat itu. Kami pun terpaksa mengiyakan tawaran dari Bu Budi. Nggak terpaksa ding, namanya juga anak kost jadi ya seneng-seneng aja ditawari kayak gitu. hehehe

Tujuan pertama kami adalah pusat informasi Majapahit yang juga merupakan kantor pusatnya. Di sana kami disuguhkan buku bacaan terkait Majapahit. Sayang sekali padahal aku pingin baca lebih banyak tapi karena kami harus mengunjungi museum dan candi-candi yang sebentar lagi akan tutup jadi aku cukupkan 15 menit untuk membaca informasi mengenai Majapahit. Oke, yang ini mungkin aku bisa stalking lebih banyak di internet.

Selanjutnya kami menuju museum. Di depan museum terdapat Kolam Segaran yang konon ini merupakan tempat putri raja mandi. Kamu Putri Raja? Silakan mandi di sini.hehehee
Sangat disayangkan di dalam museum, seperti biasa, tidak diperkenankan memotret. Di dalam museum ini terdapat banyak arca-arca peninggalan Majapahit seperti arca para dewa, dan arca orang-orang penting di Majapahit. Miniatur rumah zaman Majapahit pun ada. Miniatur lokasi situs Majapahit juga ada. Karena sesaat setelah kami masuk pintu museum langsung ditutup, jadi kami nggak lama-lama di sana.

Kami langsung cabut ke candi. Candi pertama yang kami kunjungi adalah candi Bajang Ratu yang katanya candi ini merupakan pintu masuk ke sebuah bangunan suci yang disebutkan kembali ke dunia Wisnu. Aku nggak ngerti juga sih tapi candi ini megah banget. Reliefnya masih terlihat jelas. Sepertinya pemerintah punya cara lain untuk membuat candi ini tetap kokoh. Di tengahnya disanggah dengan tongkat yang terbuat dari besi.

Candi selanjutnya adalah candi tikus. Candi tikus ini seperti berada di tengah-tengah kolam. Konon dulu hama tikus yang menyerang padi bersembunyinya di sini karena hangat. Makanya dinamakan candi tikus. Candi tikus nggak semegah dan seapik candi Bajang Ratu. Mungkin karena fungsinya yang berbeda. Mungkin.

Selanjutnya adalah Wringin Lawang. Konon ini adalah pintu masuk Kerajaan Majapahit, makanya diberi nama 'Lawang' yang merupakan Bahasa Jawa. Jika di-Indonesiakan artinya Pintu. Dan di sebelahnya terdapat Pohon Beringin atau 'Wringin' dalam Bahasa Jawa. So, udah ngerti kan kenapa dinamakan Wringin Lawang?

Candi selanjutnya adalah Candi Gentong. Sayangnya saat kami ke sana gerbangnya sudah ditutup jadi kami cuma bisa lihat dari luar gerbang. Candi Gentong terlihat seperti candi yang belum jadi dan masih berserakan. Aku nggak ngerti juga sih cuma katanya dulu di sini banyak ditemukan gentong air minum.

Nah ini adalah candi terakhir yang kami kunjungi, yaitu Candi Brahu. Katanya candi ini merupakan tempat mayat raja-raja dikremasi, alias dibakar. Namun peneliti sejarah tidak menemukan adanya abu bekas pembakaran mayat di sini.

Sebenarnya masih banyak tempat-tempat sisa peninggalan Majapahit. Cuma kata Bapak yang mengantar kami keempat candi tersebut adalah yang paling besar dan paling terkenal. Berhubung sudah sore, lokasinya juga sudah banyak yang tutup, dan kami belum melakukan solat Ashar, kami sudahi perjalanan kami. Padahal rumah Bu Budi itu dekat lho sama Vihara yang terkenal itu. Vihara tersebut terkenal karena adanya Patung Budha Tidur. Sayang sudah sore dan sudah tutup :(

Setelah kami melakukan solat Ashar, aku diamanahkan ibuku untuk mengunjungi rumah ibunya teman ibuku di Mojokerto kota. Masih diantar oleh Bapak tadi, kami meluncur ke sana. Ngobrol ngalor-ngidul, nyemil sana-sini, beserta makan malamnya, sukseslah aku bersilaturahmi, menyambung tali persaudaraan. Mumpung di Mojokerto, katanya.

Ingin rasanya menyudahi kebaikan dari teman Ayahku itu, setelah kami kembali ke Trowulan. Kami ingin menjalankan rencana awal sebagai petualang yang handal, bermalam di sembarang tempat. Namun apa daya, kami pun tak memiliki alasan yang kuat untuk menolak tawaran menginap di rumah adiknya Bu Budi. Rumahnya persis di sebelah rumah Bu Budi. Sumpah, kami ini sungguh beruntung.

Bermalamlah kami di sana. Paginya kami harus pulang ke Surabaya karena kami sudah memesan tiketnya. Sebelum kami berpamitan kami disuguhkan sarapan Nasi Pecel plus Teh Hangatnya. Belum lagi cemilan-cemilan kecil yang mereka bungkuskan untuk kami bawa. Sumpah, kami ini sungguh beruntung. Ucapan terima kasih pun tak henti keluar dari mulut kami untuk Bu Budi dan adiknya.

Barulah kami meluncur ke Surabaya kembali menaiki kereta api ekonomi. Rasa puas dan senang masih terasa di hati kami. Lelah pun terbayar sudah. Sungguh, kami ini si Petualang yang Beruntung. :)

Candi Bajang Ratu
Maaf banget yang difoto cuma Bajang Ratunya. Saking bahagianya melihat candi-candi jadi nggak sempet foto sana-sini hehehe

Aisharya-