Senin, 31 Maret 2014

Labuhan Hati

Tersudut aku di bawah naungan malu
Detak jantungku terus berpacu
Ingin rasanya aku melarikan diri
Tertindas aku dengan perkataanmu tadi
Berat hati menyadari
Memori cantik telah terganti
Lara yang tersisa kini 
Kesalahan adalah memilihmu sebagai labuhan hati


sumpah bukan curhat.....

Tugas TIK SMA

Angin malam ini nusuk mata banget. Gue sebenernya nggak ngerti makna nusuk mata di sini. Tapi yang jelas, gue masih melek sampe melebihi batas waktu tidur.
 
    Gue buka laptop gue. Entahlah, tangan gue mengarahkan kursor ke folder foto di laptop gue. Di dalam folder itu ada folder lagi, judulnya ‘Tugas TIK’. Terus gue buka. Terus gue jadi kangen. Banget. Gue langsung sms teman-teman yang terlibat langsung dalam Tugas TIK gue itu.
 
    Ada apa dengan tugas TIK gue semasa SMA? Jadi tuh, tugas akhir TIK di SMA gue tuh emang aneh. Materi selama kelas 12 tentang software presentasi dan editor gambar. Praktikum TIK bukannya disuruh bikin presentasi atau poster, malah disuruh bikin seminar. Seminar tentang jurusan di universitas, terserah mana aja. Kita pura-puranya jadi mahasiswa yang nyelenggarain seminar itu. Kita mengundang semua anak-anak se-angkatan, kita pun bisa datang ke seminar anak kelas lain. Jurusan dan Universitasnya nggak boleh sama anat-kelompok se-angkatan. Jadi nambah wawasan, terutama bagi yang belum menentukan pilihan Perguruan Tingginya saat itu.
 
    Waktu pembagian tugas, gue, Winny, Adit, sama Alfi lagi LDK. LDK alias Latihan Dasar Kepemimpinan itu satu acara sebelum pergantian masa jabatan OSIS. Kita jadi panitia, so nggak bisa ditinggal. Pas balik, tiba-tiba gue dikabarin kalo kita berempat sekelompok sama Fadjrin, Icha, Zahra, Uchi, Husna, dan Sita. 

    Gue seneng-seneng aja, mereka emang teman sepermainan dari kelas 10. Bahkan si Zahra, Icha, dan Uchi pun udah gue kenal deket dari SMP.
 
Posisi kepanitiaan kita kayak gini:
Ketua        : Adit
Sekretaris    : Sita
Bendahara    : Uchi
Pemateri    : Icha sama Fadjrin
Operator    : Gue sama Winny
Teknisi        : Alfi sama Husna
 
    Langkah awal pembuatan seminar ini adalah penentuan jurusan yang akan kita bahas. Kita berpikiran kalo kita harus survei langsung ke jurusannya. Tanya sana-sini sama kakak-kakak yang kuliah di jurusan dan universitas itu. So, nggak mungkin kita ambil universitas yang di luar Jawa Barat. Paling jauh Bandung, lah. Akhirnya si Fadjrin mengusulkan kita membahas Teknik Kimia UI di seminar kita. Lagipula, di kelompok kita sebagian besar punya tujuan UI waktu itu. Hampir semua kecuali gue, Winny, dan Fadjrin.
 
    Seminarnya bernama Che-V yang kepanjangannya adalah Chemistry Vaganza. Temanya Chemistry for The Future. Yang harus dipersiapkan adalah: MATERI. Itu utama banget, kan. Kita nyari materi itu sampe beneran survei langsung ke UI-nya. Naik kereta bareng-bareng. Berangkat dari Stasiun Bekasi, turun di Stasiun UI. Terus ke jurusannya deh.
 
     Selain materi, kita juga butuh tools buat publikasi, kayak poster. Ceritanya gue kebagian disuruh bikin poster. Mana bisa lah gue. Tapi nggak tau kenapa waktu itu tiba-tiba aja bisa. Nggak tau juga belajar sama siapa. Gue juga desain stiker, cover notebook buat souvenir, ID card panitia, sama banner. Editornya gue pake Adobe Photoshop Cs3. Utak-atik sendiri aja, dibantu juga sama Alfi, kalo pas gue moodnya lagi jelek. Soalnya si temen dari SD gue ini penyabar banget orangnya.hahaha Kalo pun sekarang disuruh utak-atik photoshop lagi, pasti gue udah lupa deh.
 
   Tools publikasi lainnya adalah undangan bagi pendaftar seminar. Yang menarik, biar mereka nggak lupa kalo mereka udah daftar di seminar kita. Undangannya handmade. Bentuknya gelas ukur, ada tanggal dan jam seminar, lokasi, sama pita kecil di atasnya. Manis banget.hehehe
 
     Entah kenapa di kelompok ini kerjaan gue di depan komputer terus. Tugas gue yang lain adalah membuat video biar presentasinya lebih menarik. Gue pun nggak pernah buat video sebelumnya. Yaudah, utak-atik aja aplikasinya.
 
   Acaranya rame banget. Gue jadi MC-nya. Gue alay banget ternyata pas gue lihat videonya.hehe Nah yang datang ke acara kita dikasih makan. Makanannya Roti Maryam. Dapat souvenir juga. Souvenirnya sabun bentuk Hello Kitty, note book, sama stiker.
 
     Biasa aja sih ya acaranya, nggak jauh beda sama seminarnya anak-anak lain. Pembukaan-Materi-Tanya Jawab-Doorprize. Bukan itu sih yang dilihat, tapi prosesnya, orang-orang yang terlibat di dalamnya, konfliknya, emosinya, pengalamannya, dan persahabatannya, itu yang  nggak akan pernah dilupain.
 
    Toh pada akhirnya kita punya jalannya masing-masing. Zahra sama Icha udah berhasil mewujudkan satu mimpinya. Mereka benar-benar berkuliah di Universitas Indonesia. Fadjrin yang ngotot masuk Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB, akhirnya kesampaian. Gue yang dari dulu pengen banget kuliah di ITS, terwujud juga. Tapi kadang mimpi juga ada rintangannya. Sita bukan kuliah di UI sekarang, tapi di Universitas Telkom. Uchi di Universitas Gunadarma. Alfi di Universitas Negeri Jakarta. Nah Winny, Adit, dan Husna ini yang kurang beruntung. Pokoknya tetap semangat menggapai impian ya, teman-teman.....
 
    Gue sedih. Gue pengen balik SMA lagi. Tapi gue adalah orang yang beruntung yang sekarang bisa merasakan hangatnya udara Kota Surabaya.
 
     Angin malam masih menusuk. Tapi mata gue melawan, kelopak mata yang atas dan yang bawah lagi pengen ketemuan. Yaudah, mereka ketemuan. Menutuplah mata gue malam ini. Tidur.


NB: Sori ya di sini gue pake jas almamaternya UI, soalnya kan kita waktu itu pura-pura jadi mahasiswa UI.

31-03-2014 23.08

Anganku

Lalu kuayunkan leherku ke sudut tubuhmu

Anganku, lenganmu beri efek seirama

Namun jika tak kudapati itu

Biarkan aku menghisap lembut aromamu

Simulasi Pelatihan

Di kampusku—aku nggak tau di kampus lain ada atau enggak—ada yang namanya latihan keterampilan kemanajerialan mahasiswa, atau yang selanjutnya kita singkat menjadi LKMM. Dari tingkat yang dasar banget, yaitu manajemen diri, manajemen kegiatan, manajemen organisasi, sampai ke tingkat manajemen massa.

Baru saja aku mengkuti LKMM Tingkat Dasar, tingkat ke-dua, manajemen kegiatan. Dari tiga hari yang telah kulewati, aku mendapatkan satu hal: Setiap kegiatan harus dilandasi dengan dasar yang kuat. Agar kegiatan itu memberikan manfaat, baik bagi sasaran kegiatan, maupun penyelenggara kegiatan.


Sekarang coba kita simulasi dari materi paling pertama, materi AKL, alias Analisa Kondisi Lingkungan.

Strength: Kita udah kenal deket
Weakness: Kita udah jarang ketemu
Opportunity: Weekend libur
Threat: Orang-orang iri sama kita, tapi bodo amatlah hahaha


Nah materi selanjutnya adalah Perumusan Gagasan Awal, alias PGA yang melahirkan konsep kegiatan.

What: Jalan-jalan keliling kota
Why: Biar kita bisa ngobrol lagi, kita udah jarang ketemu. Aku kangen
When: Weekend ini
Where: Ketemuan di depan kosku, terus kita makan enak di cafe enak. Terus kamu ajak aku ke atap gedung itu
Who: Aku dan Kamu
How Much: Berapa aja, aku ikhlas kalo sama kamu

Tolok Ukur Keberhasilannya adalah yang penting ada kamu, dan kita jalan. Itu aja udah cukup.

Perencanaan Jadwal Kerjanya adalah sebagai berikut:

19.00 sholat isya di kosan masing-masing
19.15 kamu otw jemput aku
19.30 kamu nyampe di kosanku, kita cus
19.45 kita nyampe cafe yang dituju, terus makan dan ngobrol
20.15 kita keluar cafe, langsung keliling-keliling kota dan menikmati udara malam kota ini
21.00 Langsung menuju gedung tinggi itu
21.20 kita sampai di atap gedung itu. Kita lihat keindahan Kota ini di malam hari
22.00 kita pulang, kamu antar aku ke kosanku

Menanggapi kalimatku yang di atas: Setiap kegiatan harus dilandasi dasar yang kuat, kegiatan yang kubuat kali ini adalah berdasarkan rasa rinduku padamu.




-    Ini cuma khayalan aja. Tokoh ‘kamu’ dan ‘aku’ di atas cuma khayalan, tapi aku beneran ikut LKMM TD kemarin
-    Plis ini Cuma bercandaan
-    Kakak-kakak yang baca ini jangan marah, ya, gara-gara LKMM-nya kubuat bercandaan. Tapi ini murni bercanda, kok. Aku ikut pelatihan kemarin serius, kok. Sumpah dah, nanti penerapannnya nggak kayak gini ._.v


31-03-2014 21.00

Tempat Paling Romantis

Sahabat, kamu tau, nggak, tempat yang paling romantis di muka bumi ini?
 
     Bukan Paris yang memiliki Eiffel. Bukan Jepang di Musim Semi yang menumbuhkan Bunga Sakura yang cantik. Bukan Rajaampat dengan pesona lautnya yang indah. Bukan Gunung Bromo yang terkenal dengan Sunrisenya.
 
     Bahkan aku tidak menikmati tenggelamnya matahari di pantai berpasir putih yang sedang kulihat kini.
 
     Aku lebih menyukai jalan tanpa ujung di kota tempat tingga; kita. Menurutku, setiap batu yang kulewati adalah yang romantis. Duduk di atas motor merahmu, mengenakan helmku, melakukan perjalanan kita, berpetualang. Jalan sana, jalan sini. Makan sana, makan sini. Ketawa sana, ketawa sini. Aku dan kamu adalah petualang kota. Petualang Kota!
 
     Sampai akhirnya aku dan kamu menikmati indahnya malam di kota ini di atas gedung yang tinggi itu.

     Kamu bukan siapa-siapaku. Aku percaya itu, kamu percaya itu. Dan di antara kita berdua tidak ada yang menyesali keadaan itu. Kita cuma dua sahabat.

     Tapi kamu tau, Sahabat? Setiap tempat yang kupijak bersamamu selalu menjadi hal paling romantis untukku.




Bayangin coba kalo ada sahabat kayak gitu.........
31-3-2014  20.22

Motivasi

     Postingan kali ini isinya tentang yang namanya motivasi. Agak berat ya kalo udah denger kata ‘motivasi’? Pasti yang muncul di pikiranmu pertama kali adalah Mario Teguh, Si Bapak berkepala licin dengan “Super Sekali”nya yang khas.

      Tapi kali ini aku nggak mau cerita itu. Aku bahkan nggak kenal sama Pak Mario ini.
 
     Jadi, barusan, barusan aja aku termotivasi untuk nulis lagi. Aku emang suka nulis, tapi kadang-kadang moodku mengalahkan segalanya. Malas. Itu penyakitnya. Nah suatu hari aku buka blog seorang wanita cantik berusia 21 tahun. Isinya sederhana. Dia cuma sekedar cerita tentang hari-harinya yang biasa. Tapi kemasan postingannya luar biasa. Semuanya diceritakan dengan kekhasan bahasanya. Aku bukan pengkritisi tulisan, aku cuma mengungkapkan apa yang aku dapat dari blognya.
 
     Nah karena aku nggak pernah bisa kalo nggak mengungkapkan pikiranku tentang seseorang ke orangnya langsung, ku-sms lah dia. “Naksir banget sama blogmu mbaaakk”. Teruslah kita smsan yang topik bahasannya tentang tulis-menulis. Di akhir-akhir dia bilang gini: “Gimana kalo kita adu postingan di blog, biar nggak males nulis?” Aku meng-iyakan dengan syarat, yang paling banyak nge-post traktir Boyki se-renteng. Fyi aja, Boyki itu mi kering berbumbu. Enak banget, satu bungkus harganya LIMA RATUS RUPIAH. Udah enak, murah pula. Ah, si mbak ini nambahin satu syarat lagi: SE-RENTENG ISI DUA. Kan cuma seribu itu mbaaaakk-___-
 
     Tapi jangan salah kaprah, ya. Aku termotivasi bukan atas nama Boyki. Aku mau terima tantangan itu biar aku nggak males nulis lagi. Biar hobiku dari kecil ini terus berkembang, nggak kalah sama yang namanya mood.
 
    Sekarang semua paham, kan? Motivasi itu datangnya dari mana aja. Asal kamu terbuka untuk dimotivasi, semua bisa jadi motivator. Motivasi itu bukan sekedar omongan, tapi perbuatan.


-    Klik di sini kalo penasaran sama blognya si mbak cantik itu.
-    Mbak cantik, kamu juga harus nulis tentangku di blogmu ya!
-    Plis aku harus dapet kompensasi dari perusahaan yang memproduksi Boyki. Boyki segudang, plis.


31-3-2014  20.04

Kamis, 27 Maret 2014

Layang-Layang

Persis kayak layang-layang. Dibiarkannya ia terbang, namun masih terikat. Terkontrol. Jangan sampai layang-layang itu beradu dengan benda lain  agar tidak putus talinya. Agar layang-layang itu tidak lepas kontrol, sampai akhirnya jatuh ke tempat yang tidak seharusnya.

Aku baru sadar ternyata layang-layang bukan hanya sebuah permainan yang seru. Lebih dari itu, layang-layang mempunyai nilai filosofis tersendiri. Aku sebenarnya udah pernah tau mengenai filosofi ini, tapi baru benar-benar merasa bahwa filosofi ini benar ya baru-baru ini.
   
 Baru-baru ini, semenjak aku lepas dari rumah. Merantau, tepat sekali. Akulah layang-layang itu.
 
Bebas. Dunia perantauan sangatlah bebas. Jauh dari pengawasan menjadi hal yang sangat istimewa. Mau ini, mau itu, terserah. Pernyataan bahwa hidup adalah pilihan tepat sekali menggambarkan kejadian demi kejadian di sini. Menjadi diri sendiri dengan keputusan sendiri adalah prinsip yang harus dipegang. Karena bisa saja karena saking bebasnya si perantau terjerumus ke hal-hal yang tidak diinginkan. Namun hal yang harus selalu diingat adalah: Bagaimana jika nanti aku pulang ke kampung halaman? Kalau aku tidak baik, mau dikata apa aku? Jauh-jauh merantau bukannya makin baik malah makin buruk. Dan yang lainnya yang bisa membentengi diri sendiri akan hal-hal yang buruk.
 
Kebebasan di sini kadang-kadang adalah hal yang sangat diinginkan bagi remaja-remaja yang nggak suka dikekang. Termasuk aku. Tapi jika diibaratkan seperti layang-layang, ketika aku meninggi di atas awan perasaan ingin jatuh selalu menghantui. Ketakutan seperti itu yang hanya dapat dihilangkan ketika dekat dengan tempat asal. Sedangkan tempat asal berada jauuuuhh di bawah, dan kamu harus benar-benar menjaga ketakutan itu agar tidak muncul dan terus menjalankan kehidupan seperti biasa.
 
Kapan pulang? Entah kapan, hal ini seakan tidak ada jawabannya. Namun yang pasti, sang pengontrol dengan layang-layangnya harus berada dalam satu pegangan yang sama. Nggak mungkin sang pengontrol tega memutus pegangan itu sebelum sang layang-layang ada di tangannya.
 
Aku adalah layang-layang. Aku kini berada di atas awan. Lokasi yang sangat jauh dari tempat asalku. Lokasi yang jauh dari pengontrolku. Namun aku selalu yakin, pengontrolku nggak akan memutus taliku sebelum aku berada di tangannya.

Kamis, 20 Maret 2014

Sebatang Pensil Hijau Tua (iseng banget nulis beginian, udah kayak cerita ftv hahaha)

Lelaki itu bernama Ariel. Ariel Soewarno. Sesosok remaja pria biasa. Dulu Ariel memiliki hobi melukis. Lukisan Ariel menjadi kebanggaan keluarga. Namun sejak SMA ia sudah tak pernah lagi melukis. Hobi semasa kecilnya itu telah terganti oleh pikiran-pikiran tentang akademik sekolahnya. Ya, Ariel memiliki segudang prestasi semasa SMA.
 

Belakangan Ariel terlihat sering memandangi sebuah pensil berwarna hijau tua. Padahal pensil itu banyak dijual di toko-toko alat tulis. Kadang-kadang ia mengamati pensil itu sambil menggumam. Entah apa yang ada di pikiran Ariel belakangan ini.
 

Ariel mulai merasa jika ia terus menerus memandangi pensil itu tampaknya sia-sia. Malam itu Ariel menggoreskan sesuatu di dinding kamarnya. Ia mulai menggambar sesosok wanita tanpa wajah. Mungkin ini adalah awal dari bangkitnya kembali hobi Ariel yang dulu pernah hilang. Namun tiba-tiba ia menggumam. Aku merindukan kamu, Nona Manis. 

Lalu ia goreskan di sebelah gambarnya : Nona Manis, Siapa Namamu?






entah bakalan ada lanjutannya apa enggak. pengennya sih dilanjutin, kali aja dikontrak jadi cerita di ftv gitu hahaha

-Aisharya-

Rabu, 19 Maret 2014

Sekian

Iseng puitis. Bikinnya udah lama, ceritanya kado ulang tahun untuk papa :)

Sekian langkah kakiku berjalan menjauh
Sekian batu telah kupijak
Sekian kali kutoleh lagi
Sekian pikiran kulayangkan kembali

Namun kuingat sekian tahun lalu, 
yang kudengar dari ceritamu
Sekian tetes cucuran keringatmu
Sekian tetes hujan turun menggebu
Membasahi jiwa, raga, dan sekian perjalananmu

Aku yang memiliki sekian ragu,
sekian malu,
dan sekian perasaan merindu
Ingin rasanya sekian detik saja bernaung lagi denganmu

Namun kuhapus ragu dengan sekian kekuatanku
Untuk ciptakan senyum di bibirmu
Tak hanya sekian, tapi selamanya


Selamat Ulang Tahun ke 49, Papa!!

26 Februari 2014

-Aisharya