Kamis, 28 April 2016

Apa Kabar, Sayang?

Apa kabar, Sayang?

Aku masih bertanya-tanya dalam benakku

Mengapa semakin lama

Aku tidak lagi mengenal dirimu

Semakin lama semakin jauh

Apakah.....

Kita memang ditakdirkan untuk semakin menjauh

Lalu terpisah?

Apakah kamu ingin, Sayang?



Apa kabar, Sayang?

Apakah kamu 

Masih ingin mendengar kicauanku?

Yang dulu selalu kamu minta, kamu tunggu

Apakah kicauanku semakin keras

Sehingga merusak gendang telingamu?

Menyimpan kerinduan terlalu lama itu

Tidak enak, sayang

Aku bahkan tidak tahu apakah kamu

Masih ingin dirindukan

Apalagi merindukan

Sayang,

Izinkan aku kembali menatap matamu

Dan memanggilmu

Sayang

Nggak jelas, Pek. Apa-apaan ini. wahahaahaaaa ternyata aku masih bisa bermelankoli. Halah, aku juga ga pernah bagus membuat syair-syair melankoli seperti pujangga di Official Account Line, kan?

Selasa, 26 April 2016

Yaps!

Habis nulis artikel barusan, ceritanya aku scroll-down-in blog aku sampe bawaaaaaaaahhhh banget.

Baca. Ngakak sendiri. Senyum-senyum. Malu juga. Ngapain dah hal yang sebenarnya nggak penting aja ditulis wakaka

Terus nemu postingan. Aku ngepost itu dan menghubungkan dengan artikel temanku di blognya sendiri.

Dia nulis tentang aku!

Tentang Gilanya aku

Tentang aku di mata dia

Tentang kebiasaan-kebiasaan kita waktu itu

Waktu dia ngepost itu

Semester Dua

Sekarang Semester Enam


Terus tiba-tiba aku baper. Hal-hal yang terjadi saat itu rasanya sangat menggembirakan. Nggak ada beban tugas yang bikin orang senggol bacok sekarang. Nggak ada sesuatu yang bikin emosi. Semuanya berjalan sesuai dengan rencana, dan baik-baik saja.

Ah, tapi toh hidup kalo lempeng aja namanya bukan hidup. Nggak ada perkembangan. Lagian toh waktu itu kita masih semester dua. Masih tau hal-hal baik dari temen-temen kita, belum sampe berantem. Nah, kalo udah dongkol-dongkolan tapi masih aja temenan, masih aja kemana-mana bareng, atau kalo lagi jauh gini masih aja chat-chat-an, yaaa namanya besties ituuu waaaaa....kangen banget.

Postingan Baper.
Udah gitu aja.

Negeri Sakura

Weheeee....janjinya doang lu mah, Nas, katanya mau nulis lagi hm.

Oke ini nulis lagi.

Siap?


Dua Puluh Enam April Dua Ribu Enam Belas. Tandanya, sudah dua puluh enam hari saya berada di Negeri antah berantah ini. Negara yang terkenal dengan sakuranya, memang sengaja kubilang antah berantah, because everything is new here. Dari kampusnya, makanannya, dosennya, bahasanya, tempat tinggalnya, temen-temennya, dan waktu dua puluh enam hari belum cukup buat menyingkirkan homesick-ku.

Kangen. Banget. Sama semuanya.

Tapi aku selalu ingat mau apa aku di sini, mau jadi apa setelah ini ada di tanganku. Nggak mau lah perjalanan yang menyita banyak waktu, menguras banyak tenaga dan menghabiskan banyak materi ini terbuang sia-sia. Yaps, banyak yang ingin aku pelajari dari Negeri Sakura ini. Aku ingin membuktikan yang katanya......katanya......dan katanya.

Kalo orang-orang nanya, "Mbak, ngapain di Jepang? Pertukaran Pelajar, ya?" lalu pertanyaan itu kujawab iya, maka lanjutannya adalah "Wih, pinter, dong?" Lalu kubalas dengan cengiranku yang asam. Kalau dibilang pinter banget sih nggak juga. Bahkan kalo aku perhatikan, aku hanya anak-anak biasa di kampus. Aktivis yang gak aktif-aktif banget, akademik juga biasa aja. Bahasa Inggris, aku bahkan takut buat nulis artikel ini pake bahasa Inggris. Aku cuma salah satu orang yang beruntung yang mengambil kesempatan yang ada, dan mau terus belajar dengan tekanan kebodohanku ini. Udah, itu aja. Ya, masing-masing orang punya tujuan hidup masing-masing kan, dan aku yakin kok mereka yang nggak terekspos prestasinya, bukan berarti orang yang nggak berprestasi, kan?

Hm, ini postingan random banget gara-gara habis baca blognya seniorku wahahaha

Udah ya,

Salam Rindu dari Negeri Sakura.